Di episode sebelumnya,
ratu Yoo dan Ha Sun menoleh ke belakang begitu mendengar seseorang berteriak
memanggil kakak. Tapi mereka tidak bisa melihat yang memanggil itu lantaran
tertutup oleh hiring-iringan festival. Di lain sisi, Dal Rae tidak menyerah dan
kembali bangkit untuk mengejar Le Hun, seseorang yang dia yakini sebagai
kakaknya. Sayangnya dia tidak bisa mengejarnya.
Kini Lee Hun sudah
berada di depan istana dengan amarah yang besar. Dia teringat telah dikurung di
dalam rumah itu dimana akhirnya si gadis kecil-Dal Rae melepaskannya dan anehnya dia memanggilnya dengan sebutan
kakak. Sementara itu, Dal Rae tampak sedih karena tidak berhasil mengikuti
kakaknya. Tiba-tiba dia melihat Gab Soo dan hendak menghampirinya, tapi dia
mengurungkannya begitu melihat biksu. Setelah biksu pergi, barulah Dal Rae
menghampiri Gab Soo.
Gab Soo kaget sekaligus
senang melihat Dal Rae. Dia begitu khawatir Dal Rae menghilang begitu saja.
Dengan mata yang antusias, Dal Rae bilang kalau kakaknya ada di sini, jadi
mereka harus segera mencarinya. Dal Rae juga bilang kalau ternyata yang selama
ini mengurung kakaknya adalah si biksu itu. Gab Soo jelas kaget mendengarnya
dan meminta Dal Rae untuk tidak berbicara omong kosong karena biksu tidak
mungkin melakukan itu. Dal Rae membantah dan bilang kalau dia mengatakan yang
sebenarnya.
Sementara itu, Ha Sun
dan ratu tengah makan di sebuah kedai dekat sana. Ratu memandangi makanan itu
dan bertanya makanan apa itu. Ha Sun bilang itu adalah hati babi. Ratu
menyendok makanan lain dan bertanya lagi apa itu. Ha Sun mengatakan itu adalah
usus babi. Ha Sun meminta maaf karena mengajak ratu makan di tempat dan makanan
seperti ini. Lantas Ha Sun berdiri dan hendak mengajak ratu pergi saja ke
tempat lain. Tapi ratu justru menyendok dan memakan makanan itu dengan lahap.
Bahkan ratu bilang kalau ini adalah makanan terenak yang pernah dicobanya. Ha
Sun pun tersenyum senang melihat ratu menyukainya dan kembali duduk untuk makan
bersama ratu.
Saat itu, ratu bilang
kalau bersama raja seperti ini membuatnya merasa seperti wanita biasa yang
tinggal di dekat sini. Ha Sun bertanya jika memang ratu tinggal disini, lantas
rumah mana yang ratu inginkan untuk ditinggali. Ratu melihat sebuah rumah dan
bilang kalau dia menyukai rumah seperti itu. Ha Sun kaget karena itu adalah
rumah yang cukup kecil.
Di
dalam rumah kecil, kita bisa lebih dekat bersama. Selain itu, itu berada di
ujung jalan, sehingga kita berjalan cukup jauh untuk mencapainya.
Ucap ratu dengan antusias.
Ha Sun tertegun
mendengarnya dan ikut tersenyum. Cerita mereka tidak hanya sampai disini,
seakan ingin menghabiskan kebebasan di luar istana hari ini, Ha Sun dan ratu
masih berkeliling di pasar hingga malam hari untuk melihat keramaian pasar.
Tampaknya Ha Sun begitu bahagia hari ini karena ratu berkali-kali membuat
hatinya berbunga-bunga. Mulai dari ratu yang dengan gombal bilang Ha Sun
memiliki bau yang hangat hingga membelikan sebuah hadiah berupa kompas. Ratu
bilang kompas itu dia belikan agar raja tidak tersesat.
“Itu menunjukkan
kepadaku yang mulia. Jika suatu hari kau kehilangan arah, dan memilih jalan
memutar datanglah padaku. Aku akan selalu menunggumu di ujung jalan.”(ratu
Yoo). Haha, ternyata ratu pintar ngerayu
juga ya.
Biksu Jung Saeng
menemui tuan Lee dan untuk mengatakan raja Lee Hun yang menghilang. Tuan Lee
langsung kaget dan dia semakin kaget rupanya biksu sudah tau soal raja palsu
itu. Biksu membiarkannya lantaran dia ingin merawat raja Lee Hun. Tuan Lee
memaksakan tubuhnya berdiri meskipun perutnya masih sakit karena tusukan. Biksu
melarangnya untuk ke istana karena raja
Lee Hun tidak akan membiarkannya. Tuan Lee tetap bersikukuh pergi karena
dia tidak ingin melarikan diri lagi. Biksu protes, waktu itu tuan Lee tidak
melarikan diri, tapi karena tuan Gil yang memberi perintah untuk menyelamatkan
anggota lain. Tuan Lee tetap pada pendiriannya karena dia tidak ingin
membiarkan si badut dibunuh oleh raja Lee Hun.
Di lain sisi, Ha Sun
pulang ke istana dan masuk ke kamarnya lewat pintu rahasia. Dia kaget melihat kasim
Jo tiba-tiba berada tepat di depannya dengan wajah tegang. Ha Sun bingung apa
yang membuat wajah Kasim Jo begitu tegang. Ha Sun melempar pandangan ke dalam
kamar dan melihat raja Lee Hun tengah membaca sebuah dokumen. Lee Hun menatap
Ha Sun dan melempar dokumen itu dengan kasar, kabarmu baik-baik saja badut rendahan?
Ha Sun syok dan tidak
bisa berkata apa-apa. Lee Hun menghampirinya dan bertanya apakah Ha Sun sudah
lupa cara bersikap? Ha Sun segera bersujud dan meminta maaf pada Lee Hun. Tapi
raja Lee Hun dengan amarah menendang Ha Sun berkali-kali. Kasim Jo tampak
khawatir dan mencoba mencegah, tapi raja langsung menyuruhnya menyingkir. Tiba-tiba
Mo Young masuk begitu mendengar suara ribut sambil bertanya apakah raja
baik-baik saja?
Kemarahan Lee Hun
berpindah ke Mo Young. Dia mengambil pedang
Mo Young dan mengarahkan pedang ke pemiliknya, apakah badut rendahan sudah menjadi rajamu?
Mo Young hanya menganga
syok melihat ada 2 raja di depannya. Sementara itu, Ha Sun merangkak memegangi
kaki raja dan memohon karena Mo Young tidak tau apa-apa apa soal ini. Tapi
amarah raja tampaknya begitu kuat hingga dia mulai mengayunkan pedangnya karena
Mo Young tidak bisa melihat mana raja yang sebenarnya. Ha Sun terus memohon
ampun demi keselamatan Mo Young.
Mo Young berlutut, “Yang
Mulia, karena tidak bisa mengenalimu, aku pantas membayarnya dengan nyawaku.
Silahkan bunuh saya.”
Lee Hun menatap tajam
kea rah Mo Young dan Ha Sun secara bergantian. Dia melempar pedangnya ke
lantai, tangkap kepala sekretaris
kerajaan!
Mo Young memasukkan
pedang ke sarungnya dan langsung beranjak dari sana untuk mencari tuan Lee yang
merupakan kepala sekretaris kerajaan. Setelah Mo Young pergi, dengan amarah
yang masih menyala, Lee Hun bertanya soal ratu yang pergi berlibur. Ha Sun
membenarkan karena tabib yang menyarankannya berlibur untuk memulihkan
kesehatannya.
“Jika dia kembali,
seharusnya dia datang melapor padaku. Sejak badut rendahan mengambil alih
tahta, bahkan ratu yang polos kehilangan moralnya!” teriak Lee Hun. Lantas, Lee
Hun memerintahkan Kasim Jo membawa ratu ke hadapannya. Ha Sun terlihat khawatir
mengingat ratu akan mengetahui semuanya.
Ratu pun masuk dengan
senyuman di bibirnya begitu melihat raja. Lee Hun menatapnya dingin dan
bertanya bagaimana perasaan ratu. Ratu sedikit aneh kenapa raja bertanya itu,
tapi dia lalu bilang dia baik-baik saja berkat raja. Ratu bahkan bilang waktu
yang mereka habiskan bersama adalah obat paling mujarab bagi kesembuhannya.
Ratu Yoo kembali memberikan senyuman manisnya. Lee Hun terlihat menahan
amarahnya, dia bertanya apa yang membuat ratu Yoo terlihat begitu senang. Ratu
Yoo dengan santai bilang dia sangat senang berjalan-jalan dan
berbincang-bincang dengan raja, dia tidak pernah merasa senyaman ini.
Di sisi lain, Ha Sun
yang bersembunyi di pintu rahasia tampak khawatir dengan mata berkaca-kaca
mendengar pembicaraan ratu dan Lee Hun.
Lee Hun terus
menatapnya yang membuat ratu terlihat khawatir apa yang salah. Lee Hun bilang
dia sedikit lelah jadi meminta ratu untuk pergi saja. Ratu terlihat sedikit
kecewa dan kemudian pergi dari sana. Di luar, dia meminta Kasim Jo memberitahu
padanya jika terjadi apa-apa dengan raja.
“Apa yang kau lakukan?
Dia bilang kalian jalan-jalan. Dia bilang bersamamu lebih baik dari obat apapun.
Dia bilang dia bersenang-senang!” Teriak Lee Hun pada Ha Sun yang ketakutan. Ha
Sun dengan suara gemetar bilang kalau dia tidak melakukan apa- apa pada ratu.
Lee Hun menduga pasti Ha Sun telah membuat rencana untuk bertemu di pasar
setelah ratu pulang liburan. Ha Sun membantah. Raja mengarahkan pedang ke leher
Ha Sun dan mengancam akan bertanya langsung pada ratu siapa yang jujur.
Lee Hun tiba-tiba
tertawa sembari berpikir apa hukuman yang pantas untuk Ha Sun yang telah
berbuat keji. Lee Hun berpikir membunuh Ha Sun saja tidak cukup, dia akan
membunuh seluruh keluarga dan semua orang yang mengenal Ha Sun. Ha Sun
ketakutan dengan mata yang berkaca-kaca. Tiba-tiba, tatapan elang Lee Hun
berpindah ke tuan Lee yang baru saja masuk.
“Kamu seperti melihat
hantu, apakah kamu berpikir aku tidak akan kembali?” Tanya Lee Hun melihat
ekspresi kaget dari tuan Lee. Tuan Lee dengan sedikit gugup memberi hormat. Lee
Hun menghampirnya dan mengarahkan pedang ke leher tuan Lee dan menyindir tuan
Lee yang memperlakukannya seperti penjahat dan bersenang-senang dengan badut
itu di istana.
Tuan Lee bilang dia
tidak menganggap Lee Hun penjahat, dia melakukan itu-maksudnya mengurung dan
mengingat Lee Hun karena khawatir Lee Hun akan menyakiti dirinya sendiri karena
pikirannya sedang tidak waras. Lee Hun tertawa lalu bertanya, apakah aturan
pembayaran beras juga untuk kebaikannya?
Tuan Lee membenarkan,
itu adalah aturan yang raja inginkan
suatu hari nanti demi negeri dan rakyatnya. Lee Hun tertawa bodoh dan
menganggap semuanya omong kosong. Semuanya hanyalah pengkhianat.
Dengan tenang, tuan Lee
meminta Lee Hun membunuhnya saja jika Lee Hun tidak lagi mempercayainya. Mendengar
itu, Lee Hun sedikit tenang dan melepaskan tuan Lee dan mengingatkan tuan Lee
untuk tidak coba-coba memberontak. Lantas, setelah itu Lee Hun kembali mengamuk
pada Ha Sun dan menuduh Ha Sun lah yang melakukan pemberontakan. Lee Hun
memberikan pedangnya pada tuan Lee dan memintanya membunuh Ha Sun.
Tuan Lee menolak dengan
alasan Ha Sun akan membantu mereka untuk menemukan pembunuh raja yang
sebenarnya. Tuan Lee meminta agar raja membiarkan Ha Sun hidup untuk membantu
menemukan pihak yang ingin melukai raja. Lee Hun tidak peduli, jika tuan Lee
tidak mau maka dia sendiri yang akan melakukannya. Dengan bimbang, tuan Lee
terpaksa mengayunkan pedangnya kea rah lengan Ha Sun hingga seketika luka itu
mengeluarkan banyak darah.
Cukup.
Aku tidak mau lantaiku dipenuhi oleh darah orang rendahan ini.
Perintah Lee Hun sambil tertawa puas. Selanjutnya, Lee Hun memerintahkan agar
Ha Sun di bawa ke hutan dan dibiarkan disana kedinginan dan dimakan binatang. Setelah
itu, Lee Hun memerintahkan untuk memanggil sejolinya, tuan Shin.
Sayangnya tuan Shin
tidak mau bertemu karena dia masih kesal atas sikap raja kemaren. Dia membuat
surat dan bilang dia tidak bisa menghadap karena sakit. Bisa juga ternyata tuan
Shin ngambek ya. Lee Hun sedikit kecewa tapi dia hanya membiarkannya saja. Ya,
tau sendirilah Lee Hun sepertinya begitu mempercayai tuan Shin.
Dayang Kim datang untuk
membantu Lee Hun berganti pakaian. Dayang Kim tidak sengaja melihat luka di
telinga raja dan menyentuhnya karena penasaran. Sontak saja Lee Hun marah dan
meminta dayang Kim tidak macam-macam. Lee Hun lalu teringat dengan ratu yang
bilang dia senang dengan kebersamaannya bersama si raja palsu. Ini membuat Lee
Hun semakin kesal. Dia bertanya kapan jadwal malam ratu bersamanya. Dayang Kim
menjawab kalau itu adalah bulan kesembilan yang paling awal. Lee Hun sedikit
kecewa dan memerintahkan untuk mempercepat harinya menjadi malam besok.
Di lain sisi, Mo Young
membawa Ha Sun yang sudah terikat ke dalam hutan dan membuangnya ke dalam
lobang besar seperti perintah raja. Karena kejadian ini, Mo Young jadi bersikap
dingin pada tuan Lee karena kebohongan mereka, raja hampir saja membunuhnya.
Tuan Lee mengingatkan bagaimana Ha Sun menjadi raja yang sempurna di istana.
Dia tidak pantas mati. Mo Young hanya diam, sepertinya dia juga berpikir Ha Sun
adalah orang yang cocok menjadi raja sesungguhnya tapi di lain sisi dia begitu
takut dan juga kesetiaannya dengan raja Lee Hun. Tuan Lee penasaran kemanakah
Mo Young membuang Ha Sun? Mo Young tidak memberitahu tempatnya, tapi yang pasti
Ha Sun sudah mati. Tuan Lee terlihat muram mendengarnya. Dia teringat kembali
masa-masa Ha Sun menjadi raja di istana.
Di tengah hutan, Ha Sun
yang sadar langsung berusaha naik ke atas untuk keluar. Penyemangatnya untuk
lolos adalah kata-kata yang pernah dikatakan oleh tuan Lee saat Tuan Lee
menusuk dadanya dan bilang badut sudah mati dan sekarang dia adalah raja
sesungguhnya. Tapi, ketika hendak sampai di atas, Ha Sun menyadari ada
segerombolan serigala. Ha Sun kembali turun dan bersembunyi di dasar lobang
hingga serigala itu pergi. Pagi sekali, Ha Sun terbangun dengan tubuh yang
lemas. Dia menatap kompas pemberian ratu Yoo dan menyembunyikannya di dalam
baju. Ha Sun berusaha naik lagi tapi dia tidak memiliki tenaga untuk itu.
Di istana, Lee Hun
bertanya pada tuan Lee siapa orang yang sudah meracuni makanan dan minumannya
kala itu. Tuan Lee berpikir pelakunya adalah Ibu Suri dan Jinpyung, tapi dia
belum memiliki bukti. Lee Hun langsung geram dan pergi ke diaman ibu Suri.
Disana dia membentak ibu Suri dan mengancam akan memindahkan ibu Suri dari
istana. Tuan Lee berpikir melakukan itu tidak sedikit tidak benar karena mereka
belum memiliki bukti. Lee Hun tidak peduli karena dia bahkan bisa memenggal
kepala Jinpyung jika dia mau.
Lee Hun juga mengajak
rombongannya menemui tuan Shin di rumahnya lantasan tuan Shin tidak memenuhi
panggilannya ke istana. Tau sendirilah, tuan Shin masih ngambek karena kemauannya tidak dituruti Ha Sun. Lee Hun mengajak tuan
Shin kembali ke istana. Tuan Shin besar kepala dan langsung membuat permintaan
tentang pengangkatan gubernur yang dia pilih serta penangguhan peraturan
pembayaran beras. Raja Lee Hun dengan gampangnya menyanggupi permintaan tuan
Shin.
Tuan Lee tampak
khawatir dan mencoba mengingatkan raja, tapi Lee Hun bersikukuh ingin tuan Shin
disisinya dan bahkan dia melarang tuan Lee mencampuri urusannya. Mo Young yang
berada disana juga tampak terdiam, sepertinya dia mulai berpikir tuan Lee ada
benarnya mengenai siapa raja yang terbaik.
Di lain sisi, ratu Yoo
tengah berdandan di kamarnya lantaran ini adalah jadwal malamnya bersama raja.
Dia terlihat gugup dan juga senyum-senyum sendiri. Raja pun datang dengan
tandu. Sebelum masuk, raja memerintahkan Mo Young ke hutan dan kembali dengan
membawa kepala Ha Sun. Di dalam kamar, raja terlihat kesal melihat sikap ratu
yang hangat. Raja lalu bertanya kemanakah gerangan sikap dingin ratu yang
selalu dia dapatkan? Dia justru melihat ratu seolah menjadi wanita yang ingin
memeluknya. Padahal dulu ratu bahkan menolak saat dia mencoba mendekatinya. Lee
Hun bingung, apakah harus senang atau sedih karena itu.
Ratu Yoo kebingungan
sendiri apa yang tengah dipikirkan raja. Bukankah seharusnya raja senang karena
dia bersikap seperti ini? Ratu Yoo bilang sebelumnya dia belum menjadi istri
yang baik, tapi sekarang dia akan mendukung raja sepenuh hatinya. Ucapan ratu
lagi-lagi membuat Lee Hun marah.
Lee Hun mendorong ratu
ke matras dan menatapnya dekat. Lee Hun bilang dia belum memberikan kebahagiaan
apapun, jadi dia meminta ratu melupakan semua kebahagiaan yang tidak dia
berikan. Ratu semakin kebingungan apa maksud ucapan raja barusan. Lee Hun mulai
melepas ikatan baju ratu. “Aku akan membuatnya jelas, wanita milik siapa kamu.”
Sementara itu, Mo Young
sampai di lobang dan kaget melihat Ha Sun menghilang. Untuk memastikan, Mo
Young mengarahkan obor ke lubang itu. Tapi tiba-tiba Ha Sun muncul dan
mencengkram tangannya. Mata Mo Young terbelalak kaget.
Bersambung
ke Sinopsis The Crowned Clown Episode 8
loading...