Sinopsis The Crowned Clown Episode 7


Di episode sebelumnya, ratu Yoo dan Ha Sun menoleh ke belakang begitu mendengar seseorang berteriak memanggil kakak. Tapi mereka tidak bisa melihat yang memanggil itu lantaran tertutup oleh hiring-iringan festival. Di lain sisi, Dal Rae tidak menyerah dan kembali bangkit untuk mengejar Le Hun, seseorang yang dia yakini sebagai kakaknya. Sayangnya dia tidak bisa mengejarnya.
Kini Lee Hun sudah berada di depan istana dengan amarah yang besar. Dia teringat telah dikurung di dalam rumah itu dimana akhirnya si gadis kecil-Dal Rae melepaskannya dan anehnya dia memanggilnya dengan sebutan kakak. Sementara itu, Dal Rae tampak sedih karena tidak berhasil mengikuti kakaknya. Tiba-tiba dia melihat Gab Soo dan hendak menghampirinya, tapi dia mengurungkannya begitu melihat biksu. Setelah biksu pergi, barulah Dal Rae menghampiri Gab Soo.
Gab Soo kaget sekaligus senang melihat Dal Rae. Dia begitu khawatir Dal Rae menghilang begitu saja. Dengan mata yang antusias, Dal Rae bilang kalau kakaknya ada di sini, jadi mereka harus segera mencarinya. Dal Rae juga bilang kalau ternyata yang selama ini mengurung kakaknya adalah si biksu itu. Gab Soo jelas kaget mendengarnya dan meminta Dal Rae untuk tidak berbicara omong kosong karena biksu tidak mungkin melakukan itu. Dal Rae membantah dan bilang kalau dia mengatakan yang sebenarnya.
Sementara itu, Ha Sun dan ratu tengah makan di sebuah kedai dekat sana. Ratu memandangi makanan itu dan bertanya makanan apa itu. Ha Sun bilang itu adalah hati babi. Ratu menyendok makanan lain dan bertanya lagi apa itu. Ha Sun mengatakan itu adalah usus babi. Ha Sun meminta maaf karena mengajak ratu makan di tempat dan makanan seperti ini. Lantas Ha Sun berdiri dan hendak mengajak ratu pergi saja ke tempat lain. Tapi ratu justru menyendok dan memakan makanan itu dengan lahap. Bahkan ratu bilang kalau ini adalah makanan terenak yang pernah dicobanya. Ha Sun pun tersenyum senang melihat ratu menyukainya dan kembali duduk untuk makan bersama ratu.
Saat itu, ratu bilang kalau bersama raja seperti ini membuatnya merasa seperti wanita biasa yang tinggal di dekat sini. Ha Sun bertanya jika memang ratu tinggal disini, lantas rumah mana yang ratu inginkan untuk ditinggali. Ratu melihat sebuah rumah dan bilang kalau dia menyukai rumah seperti itu. Ha Sun kaget karena itu adalah rumah yang cukup kecil.
Di dalam rumah kecil, kita bisa lebih dekat bersama. Selain itu, itu berada di ujung jalan, sehingga kita berjalan cukup jauh untuk mencapainya. Ucap ratu dengan antusias.
Ha Sun tertegun mendengarnya dan ikut tersenyum. Cerita mereka tidak hanya sampai disini, seakan ingin menghabiskan kebebasan di luar istana hari ini, Ha Sun dan ratu masih berkeliling di pasar hingga malam hari untuk melihat keramaian pasar. Tampaknya Ha Sun begitu bahagia hari ini karena ratu berkali-kali membuat hatinya berbunga-bunga. Mulai dari ratu yang dengan gombal bilang Ha Sun memiliki bau yang hangat hingga membelikan sebuah hadiah berupa kompas. Ratu bilang kompas itu dia belikan agar raja tidak tersesat.
“Itu menunjukkan kepadaku yang mulia. Jika suatu hari kau kehilangan arah, dan memilih jalan memutar datanglah padaku. Aku akan selalu menunggumu di ujung jalan.”(ratu Yoo).  Haha, ternyata ratu pintar ngerayu juga ya.
Biksu Jung Saeng menemui tuan Lee dan untuk mengatakan raja Lee Hun yang menghilang. Tuan Lee langsung kaget dan dia semakin kaget rupanya biksu sudah tau soal raja palsu itu. Biksu membiarkannya lantaran dia ingin merawat raja Lee Hun. Tuan Lee memaksakan tubuhnya berdiri meskipun perutnya masih sakit karena tusukan. Biksu melarangnya untuk ke istana karena raja  Lee Hun tidak akan membiarkannya. Tuan Lee tetap bersikukuh pergi karena dia tidak ingin melarikan diri lagi. Biksu protes, waktu itu tuan Lee tidak melarikan diri, tapi karena tuan Gil yang memberi perintah untuk menyelamatkan anggota lain. Tuan Lee tetap pada pendiriannya karena dia tidak ingin membiarkan si badut dibunuh oleh raja Lee Hun.
Di lain sisi, Ha Sun pulang ke istana dan masuk ke kamarnya lewat pintu rahasia. Dia kaget melihat kasim Jo tiba-tiba berada tepat di depannya dengan wajah tegang. Ha Sun bingung apa yang membuat wajah Kasim Jo begitu tegang. Ha Sun melempar pandangan ke dalam kamar dan melihat raja Lee Hun tengah membaca sebuah dokumen. Lee Hun menatap Ha Sun dan melempar dokumen itu dengan kasar, kabarmu baik-baik saja badut rendahan?
Ha Sun syok dan tidak bisa berkata apa-apa. Lee Hun menghampirinya dan bertanya apakah Ha Sun sudah lupa cara bersikap? Ha Sun segera bersujud dan meminta maaf pada Lee Hun. Tapi raja Lee Hun dengan amarah menendang Ha Sun berkali-kali. Kasim Jo tampak khawatir dan mencoba mencegah, tapi raja langsung menyuruhnya menyingkir. Tiba-tiba Mo Young masuk begitu mendengar suara ribut sambil bertanya apakah raja baik-baik saja?
Kemarahan Lee Hun berpindah ke Mo Young. Dia mengambil pedang  Mo Young dan mengarahkan pedang ke pemiliknya, apakah badut rendahan sudah menjadi rajamu?
Mo Young hanya menganga syok melihat ada 2 raja di depannya. Sementara itu, Ha Sun merangkak memegangi kaki raja dan memohon karena Mo Young tidak tau apa-apa apa soal ini. Tapi amarah raja tampaknya begitu kuat hingga dia mulai mengayunkan pedangnya karena Mo Young tidak bisa melihat mana raja yang sebenarnya. Ha Sun terus memohon ampun demi keselamatan Mo Young.
Mo Young berlutut, “Yang Mulia, karena tidak bisa mengenalimu, aku pantas membayarnya dengan nyawaku. Silahkan bunuh saya.”
Lee Hun menatap tajam kea rah Mo Young dan Ha Sun secara bergantian. Dia melempar pedangnya ke lantai, tangkap kepala sekretaris kerajaan!
Mo Young memasukkan pedang ke sarungnya dan langsung beranjak dari sana untuk mencari tuan Lee yang merupakan kepala sekretaris kerajaan. Setelah Mo Young pergi, dengan amarah yang masih menyala, Lee Hun bertanya soal ratu yang pergi berlibur. Ha Sun membenarkan karena tabib yang menyarankannya berlibur untuk memulihkan kesehatannya.
“Jika dia kembali, seharusnya dia datang melapor padaku. Sejak badut rendahan mengambil alih tahta, bahkan ratu yang polos kehilangan moralnya!” teriak Lee Hun. Lantas, Lee Hun memerintahkan Kasim Jo membawa ratu ke hadapannya. Ha Sun terlihat khawatir mengingat ratu akan mengetahui semuanya.
Ratu pun masuk dengan senyuman di bibirnya begitu melihat raja. Lee Hun menatapnya dingin dan bertanya bagaimana perasaan ratu. Ratu sedikit aneh kenapa raja bertanya itu, tapi dia lalu bilang dia baik-baik saja berkat raja. Ratu bahkan bilang waktu yang mereka habiskan bersama adalah obat paling mujarab bagi kesembuhannya. Ratu Yoo kembali memberikan senyuman manisnya. Lee Hun terlihat menahan amarahnya, dia bertanya apa yang membuat ratu Yoo terlihat begitu senang. Ratu Yoo dengan santai bilang dia sangat senang berjalan-jalan dan berbincang-bincang dengan raja, dia tidak pernah merasa senyaman ini.
Di sisi lain, Ha Sun yang bersembunyi di pintu rahasia tampak khawatir dengan mata berkaca-kaca mendengar pembicaraan ratu dan Lee Hun.
Lee Hun terus menatapnya yang membuat ratu terlihat khawatir apa yang salah. Lee Hun bilang dia sedikit lelah jadi meminta ratu untuk pergi saja. Ratu terlihat sedikit kecewa dan kemudian pergi dari sana. Di luar, dia meminta Kasim Jo memberitahu padanya jika terjadi apa-apa dengan raja.
“Apa yang kau lakukan? Dia bilang kalian jalan-jalan. Dia bilang bersamamu lebih baik dari obat apapun. Dia bilang dia bersenang-senang!” Teriak Lee Hun pada Ha Sun yang ketakutan. Ha Sun dengan suara gemetar bilang kalau dia tidak melakukan apa- apa pada ratu. Lee Hun menduga pasti Ha Sun telah membuat rencana untuk bertemu di pasar setelah ratu pulang liburan. Ha Sun membantah. Raja mengarahkan pedang ke leher Ha Sun dan mengancam akan bertanya langsung pada ratu siapa yang jujur.
Lee Hun tiba-tiba tertawa sembari berpikir apa hukuman yang pantas untuk Ha Sun yang telah berbuat keji. Lee Hun berpikir membunuh Ha Sun saja tidak cukup, dia akan membunuh seluruh keluarga dan semua orang yang mengenal Ha Sun. Ha Sun ketakutan dengan mata yang berkaca-kaca. Tiba-tiba, tatapan elang Lee Hun berpindah ke tuan Lee yang baru saja masuk.
“Kamu seperti melihat hantu, apakah kamu berpikir aku tidak akan kembali?” Tanya Lee Hun melihat ekspresi kaget dari tuan Lee. Tuan Lee dengan sedikit gugup memberi hormat. Lee Hun menghampirnya dan mengarahkan pedang ke leher tuan Lee dan menyindir tuan Lee yang memperlakukannya seperti penjahat dan bersenang-senang dengan badut itu di istana.
Tuan Lee bilang dia tidak menganggap Lee Hun penjahat, dia melakukan itu-maksudnya mengurung dan mengingat Lee Hun karena khawatir Lee Hun akan menyakiti dirinya sendiri karena pikirannya sedang tidak waras. Lee Hun tertawa lalu bertanya, apakah aturan pembayaran beras juga untuk kebaikannya?
Tuan Lee membenarkan, itu adalah aturan yang  raja inginkan suatu hari nanti demi negeri dan rakyatnya. Lee Hun tertawa bodoh dan menganggap semuanya omong kosong. Semuanya hanyalah pengkhianat.
Dengan tenang, tuan Lee meminta Lee Hun membunuhnya saja jika Lee Hun tidak lagi mempercayainya. Mendengar itu, Lee Hun sedikit tenang dan melepaskan tuan Lee dan mengingatkan tuan Lee untuk tidak coba-coba memberontak. Lantas, setelah itu Lee Hun kembali mengamuk pada Ha Sun dan menuduh Ha Sun lah yang melakukan pemberontakan. Lee Hun memberikan pedangnya pada tuan Lee dan memintanya membunuh Ha Sun.
Tuan Lee menolak dengan alasan Ha Sun akan membantu mereka untuk menemukan pembunuh raja yang sebenarnya. Tuan Lee meminta agar raja membiarkan Ha Sun hidup untuk membantu menemukan pihak yang ingin melukai raja. Lee Hun tidak peduli, jika tuan Lee tidak mau maka dia sendiri yang akan melakukannya. Dengan bimbang, tuan Lee terpaksa mengayunkan pedangnya kea rah lengan Ha Sun hingga seketika luka itu mengeluarkan banyak darah.
Cukup. Aku tidak mau lantaiku dipenuhi oleh darah orang rendahan ini. Perintah Lee Hun sambil tertawa puas. Selanjutnya, Lee Hun memerintahkan agar Ha Sun di bawa ke hutan dan dibiarkan disana kedinginan dan dimakan binatang. Setelah itu, Lee Hun memerintahkan untuk memanggil sejolinya, tuan Shin.
Sayangnya tuan Shin tidak mau bertemu karena dia masih kesal atas sikap raja kemaren. Dia membuat surat dan bilang dia tidak bisa menghadap karena sakit. Bisa juga ternyata tuan Shin ngambek ya. Lee Hun sedikit kecewa tapi dia hanya membiarkannya saja. Ya, tau sendirilah Lee Hun sepertinya begitu mempercayai tuan Shin.
Dayang Kim datang untuk membantu Lee Hun berganti pakaian. Dayang Kim tidak sengaja melihat luka di telinga raja dan menyentuhnya karena penasaran. Sontak saja Lee Hun marah dan meminta dayang Kim tidak macam-macam. Lee Hun lalu teringat dengan ratu yang bilang dia senang dengan kebersamaannya bersama si raja palsu. Ini membuat Lee Hun semakin kesal. Dia bertanya kapan jadwal malam ratu bersamanya. Dayang Kim menjawab kalau itu adalah bulan kesembilan yang paling awal. Lee Hun sedikit kecewa dan memerintahkan untuk mempercepat harinya menjadi malam besok.
Di lain sisi, Mo Young membawa Ha Sun yang sudah terikat ke dalam hutan dan membuangnya ke dalam lobang besar seperti perintah raja. Karena kejadian ini, Mo Young jadi bersikap dingin pada tuan Lee karena kebohongan mereka, raja hampir saja membunuhnya. Tuan Lee mengingatkan bagaimana Ha Sun menjadi raja yang sempurna di istana. Dia tidak pantas mati. Mo Young hanya diam, sepertinya dia juga berpikir Ha Sun adalah orang yang cocok menjadi raja sesungguhnya tapi di lain sisi dia begitu takut dan juga kesetiaannya dengan raja Lee Hun. Tuan Lee penasaran kemanakah Mo Young membuang Ha Sun? Mo Young tidak memberitahu tempatnya, tapi yang pasti Ha Sun sudah mati. Tuan Lee terlihat muram mendengarnya. Dia teringat kembali masa-masa Ha Sun menjadi raja di istana.
Di tengah hutan, Ha Sun yang sadar langsung berusaha naik ke atas untuk keluar. Penyemangatnya untuk lolos adalah kata-kata yang pernah dikatakan oleh tuan Lee saat Tuan Lee menusuk dadanya dan bilang badut sudah mati dan sekarang dia adalah raja sesungguhnya. Tapi, ketika hendak sampai di atas, Ha Sun menyadari ada segerombolan serigala. Ha Sun kembali turun dan bersembunyi di dasar lobang hingga serigala itu pergi. Pagi sekali, Ha Sun terbangun dengan tubuh yang lemas. Dia menatap kompas pemberian ratu Yoo dan menyembunyikannya di dalam baju. Ha Sun berusaha naik lagi tapi dia tidak memiliki tenaga untuk itu.
Di istana, Lee Hun bertanya pada tuan Lee siapa orang yang sudah meracuni makanan dan minumannya kala itu. Tuan Lee berpikir pelakunya adalah Ibu Suri dan Jinpyung, tapi dia belum memiliki bukti. Lee Hun langsung geram dan pergi ke diaman ibu Suri. Disana dia membentak ibu Suri dan mengancam akan memindahkan ibu Suri dari istana. Tuan Lee berpikir melakukan itu tidak sedikit tidak benar karena mereka belum memiliki bukti. Lee Hun tidak peduli karena dia bahkan bisa memenggal kepala Jinpyung jika dia mau.
Lee Hun juga mengajak rombongannya menemui tuan Shin di rumahnya lantasan tuan Shin tidak memenuhi panggilannya ke istana. Tau sendirilah, tuan Shin masih ngambek karena kemauannya tidak dituruti Ha Sun. Lee Hun mengajak tuan Shin kembali ke istana. Tuan Shin besar kepala dan langsung membuat permintaan tentang pengangkatan gubernur yang dia pilih serta penangguhan peraturan pembayaran beras. Raja Lee Hun dengan gampangnya menyanggupi permintaan tuan Shin.
Tuan Lee tampak khawatir dan mencoba mengingatkan raja, tapi Lee Hun bersikukuh ingin tuan Shin disisinya dan bahkan dia melarang tuan Lee mencampuri urusannya. Mo Young yang berada disana juga tampak terdiam, sepertinya dia mulai berpikir tuan Lee ada benarnya mengenai siapa raja yang terbaik.
Di lain sisi, ratu Yoo tengah berdandan di kamarnya lantaran ini adalah jadwal malamnya bersama raja. Dia terlihat gugup dan juga senyum-senyum sendiri. Raja pun datang dengan tandu. Sebelum masuk, raja memerintahkan Mo Young ke hutan dan kembali dengan membawa kepala Ha Sun. Di dalam kamar, raja terlihat kesal melihat sikap ratu yang hangat. Raja lalu bertanya kemanakah gerangan sikap dingin ratu yang selalu dia dapatkan? Dia justru melihat ratu seolah menjadi wanita yang ingin memeluknya. Padahal dulu ratu bahkan menolak saat dia mencoba mendekatinya. Lee Hun bingung, apakah harus senang atau sedih karena itu.
Ratu Yoo kebingungan sendiri apa yang tengah dipikirkan raja. Bukankah seharusnya raja senang karena dia bersikap seperti ini? Ratu Yoo bilang sebelumnya dia belum menjadi istri yang baik, tapi sekarang dia akan mendukung raja sepenuh hatinya. Ucapan ratu lagi-lagi membuat Lee Hun marah.
Lee Hun mendorong ratu ke matras dan menatapnya dekat. Lee Hun bilang dia belum memberikan kebahagiaan apapun, jadi dia meminta ratu melupakan semua kebahagiaan yang tidak dia berikan. Ratu semakin kebingungan apa maksud ucapan raja barusan. Lee Hun mulai melepas ikatan baju ratu. “Aku akan membuatnya jelas, wanita milik siapa kamu.”
Sementara itu, Mo Young sampai di lobang dan kaget melihat Ha Sun menghilang. Untuk memastikan, Mo Young mengarahkan obor ke lubang itu. Tapi tiba-tiba Ha Sun muncul dan mencengkram tangannya. Mata Mo Young terbelalak kaget.

Bersambung ke Sinopsis The Crowned Clown Episode 8






loading...